Bangli– Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menerjunkan mahasiswa untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler tahun 2024 di Kabupaten Bangli, Kamis (18/7/2024). Melalui program ini, mahasiswa ditantang untuk bisa memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi desa dan dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Pelaksanaan KKN kali ini berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali. Di Kabupaten Bangli, terdapat 48 desa yang menjadi sasaran dengan jumlah mahasiswa sekitar 800 orang. KKN yang berkolaborasi dengan OJK Bali, dikhususkan untuk Literasi Inklusi Keuangan (LIK) yang dilaksanakan di Desa Bunutin Kecamatan Bangli, Desa Peninjoan, Desa Sukawana, dan Desa Kintamani.
Penerjunan mahasiswa dihadiri oleh Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar, S.ST.Par. Ia yang didampingi Kepala Dinas PMD-PPKB Kabupaten Bangli, I Dewa Agung Putu Purnama, S.STP sekaligus mengenakan topi kepada perwakilan mahasiswa sebagai tanda program KKN dimulai di bumi berhawa sejuk ini.
Ia merespon positif program tahunan ini. Kehadiran mahasiswa ke desa diharapkan dapat membangun motivasi para generasi muda untuk menempuh pendidikan tinggi. Selain itu juga dapat mendukung pembangunan Kabupaten Bangli dalam berbagai aspek dan mampu menggali permasalahan di desa yang selanjutnya dicarikan solusi.
Wabup asal Kintamani ini juga menyampaikan dua isu nasional yang perlu mendapat perhatian dari mahasiswa, yaitu kasus stunting dan penyalahgunaan narkoba. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan gagasan, ide, maupun melakukan edukasi dan tindakan-tindakan pencegahan.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha, Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si menyampaikan program KKN adalah salah satu program untuk membelajarkan mahasiswa sekaligus sebagai bentuk implementasi dari kebijakan Merdeka Belajar. Kehadiran mahasiswa di desa dan di tengah masyarakat dinilai akan memberikan pengalaman, paling tidak pengalaman dari sisi lingkungan.
Program KKN dilaksanakan selama 36 hari mulai dari Juli hingga Agustus 2024. Diakui, waktu tersebut cukup singkat. Meski demikian, kehadiran mahasiswa diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi desa, minimal dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang mampu mendukung pembangunan desa. (hms)